The First Birthday Ann Memories
1 Desember 2007 (Review Desember 2006)
Dua puluh empat hari lagi, Ndit genap berusia 2 tahun. Rasanya waktu berlalu cepat, sejak kehebohan menjelang dan setelah kelahirannya.
Setetes air menjadi segumpal daging, segumpal daging menjadi sebentuk janin, sebentuk janin menjadi sesosok bayi, sesosok bayiku menjadi seorang gadis kecil yang riang dan lucu.
Sampai usia 1 tahun, kami biasa memanggilnya nDit. Tapi buat teman-temannya, kami meminta mereka memanggil Ara.
Ara? Iya, Ara. Sederhana saja. Supaya orang mudah memanggil dan mengingatnya. Kami tidak pernah mencari nama itu di kamus manapun. Tapi setelah dipertimbangkan dan diputuskan, ternyata Ara adalah sebuah nama pohon lambang kebijakan yang tertulis di hampir semua kitab suci.
Setahun lalu, ketika Ara berulangtahun yang pertama. Kami sedang berada di Surabaya. Kakak sepupunya, Riza putra pakde Azis dan bude Hasanah, sedang merayakan pesta pernikahan. Berangkat dari Sala tanggal 22 Desember 2006 malam, dan sempat berputar-putar sebelum sampai di hotel tempat kami dipastikan menginap dan esoknya menjadi tempat acara. Jauh-jauh hari aku pikir, akan ada sesuatu yang istimewa di ulang tahun pertama Ara.
Sedih banget ternyata tidak ada sesuatupun yang istimewa terjadi. Padahal tadinya aku berencana untuk membuat suatu perayaan buat gadis kecilku ini. Tapi suasana tidak memungkinkan. Bahkan membuat foto kenang-kenanganpun tidak kami lakukan.
Tahu nggak apa yang ada di hati ini? Nelangsa.........
Dua puluh empat hari lagi, Ndit genap berusia 2 tahun. Rasanya waktu berlalu cepat, sejak kehebohan menjelang dan setelah kelahirannya.
Setetes air menjadi segumpal daging, segumpal daging menjadi sebentuk janin, sebentuk janin menjadi sesosok bayi, sesosok bayiku menjadi seorang gadis kecil yang riang dan lucu.
Sampai usia 1 tahun, kami biasa memanggilnya nDit. Tapi buat teman-temannya, kami meminta mereka memanggil Ara.
Ara? Iya, Ara. Sederhana saja. Supaya orang mudah memanggil dan mengingatnya. Kami tidak pernah mencari nama itu di kamus manapun. Tapi setelah dipertimbangkan dan diputuskan, ternyata Ara adalah sebuah nama pohon lambang kebijakan yang tertulis di hampir semua kitab suci.
Setahun lalu, ketika Ara berulangtahun yang pertama. Kami sedang berada di Surabaya. Kakak sepupunya, Riza putra pakde Azis dan bude Hasanah, sedang merayakan pesta pernikahan. Berangkat dari Sala tanggal 22 Desember 2006 malam, dan sempat berputar-putar sebelum sampai di hotel tempat kami dipastikan menginap dan esoknya menjadi tempat acara. Jauh-jauh hari aku pikir, akan ada sesuatu yang istimewa di ulang tahun pertama Ara.
Sedih banget ternyata tidak ada sesuatupun yang istimewa terjadi. Padahal tadinya aku berencana untuk membuat suatu perayaan buat gadis kecilku ini. Tapi suasana tidak memungkinkan. Bahkan membuat foto kenang-kenanganpun tidak kami lakukan.
Tahu nggak apa yang ada di hati ini? Nelangsa.........
Komentar