Banjir Penutup Tahun 2007

28 Desember 2007.
Banjir dimana-mana. . . Seperempat Sala terbenam dalam air coklat kiriman dari banyak tempat. Ada kabar kalau waduk Gajah Mungkur overload. Pintu air sebagian dibuka. Maka, selepas melayat pakdhe Sunar di Kujon, meluncurlah kami -Ara, Pa, Ma, Eyang, bd Pur- ke Wonogiri lewat jalur Pedan, Karangdowo, Tawangsari, Krisak. Sepanjang perjalanan ditemani dua kotak gethuk lindri Kurung, kembang jambu asin manis dan Aqua, meluncurlah kami menjadi selagaknya pengamat banjir profesional. Hampir semua sawah terbenam air, permukaan sungai kadang meluap membasahi badan jalan. Jam 2 siang, serasa 5 sore. Redup tak bertenaga. Sama seperti Ara yg melingkar dipelukan Eyangnya. Lapar nak?
Setelah mampir di soto dan ayam goreng mbak Ning, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke waduk. Ternyata waduk memang penuh, spillway meluber. Dari jembatan kami melihat semburan air yang menyebar membias di kejauhan . Sayang kamera handphone tiddak bisa menangkap pemandangan indah itu.
Wajar rasanya kalau pintu air sebagian dibuka u/ memperkecil resiko. Meskipun banyak warga di Sala menyesalkan tindakan itu. Tapi adakah pilihan lain? Dipunggung talut dan tanggul, mobil dipacu maximal. Kenapa Pak? Kalau ambrol, bisa tinggal nama. . .
Wonogiri - Sala lebih menegangkan. Referensi bude Rin, yang baru saja pulang dari Sala, rute Wngr-Bekonang- Palur lebih aman untukdilalui. Tetapi dalam perjalanan, melihat banyak mobil yang berlawanan arah dari kami beriringan lancar, kami putuskan untuk bertahan di rute reguler. Meskipun hati ketar-ketir melihat sisi bahu jalan yang sudah rata permukaannya dengan air yang memenuhi sawah seluas mata memandang. Jembatan Bacem lewat. Setelah berunding kami putuskan untuk lewat sisi Solo Baru di perempatan Alfa. Setengah boulevard telah terlampaui. Menjelang POM Bensin, suasana gelap menyergap kami. Di ujung jalan, tampak tumpukan mobil macet menghadang. Kami putuskan untuk berbalik arah. Di putaran pertama, mobil segera menikung berbalik. Dikejauhan tampak sejumlah orang berlari-lari mendekat. Adakah banjir kiriman menyapa lagi?
Perjalanan selesai jam 9 dipantai kapuk. Kutengok Ara, dalam tidurnya kulihat senyum damai anakku dg boneka sapi dan baju baru hadiah budhenya. . .
Adakah teman-temanmu di pengungsian merasakannya, nak?. . .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seluk Beluk Kesulitan Belajar Pada Anak

Si Rani dan SI Momo

Hutan Kubangkakung -Kedung Kawung