It's just about colour

“Kenapa balita sudah diajari politik?”
“Kenapa seusia Ara mesti disuruh menghafal nama presiden? Semestinya dia tidak diajari untuk menghafal. Karena presiden dan kabinetnya akan terus berubah....”
”Wah.... Ara penggemarnya pak SBY ya? Bisa di kader nih....”
”Ibunya kebangetan, masak anak kecil disuruh belajar gambar dan warna partai!”
Etc...
Etc....

Sumpah mampus. Pusing kepala saya, tiap kali ada kerabat atau teman yang menyalahkan saya karena Ara hafal lima partai besar Indonesia.
Biru, Partai Demokrat, nomor tiga satu, pak SBE, Blue
Merah, bu Megawati, PDI Perjuangan, nomor tujuh (yang ini jelas ngawur, tapi Ara tahunya dari spanduk yang dipasang didepan rumah milik Caleg PDIP nomor 7), Led
Kuning, Gokar, Usuf Kala sama pak Blewok, Yellow Blangki (warna kesukaan Baby Bob, kata dia)
Putih Hitam, PKS, putih wait, hitam black, abu-abu apa bu? Lalu dijawab sendiri, Gle
Hijau, na..... ini dia bingung. Hijau itu glin, tapi pantai (maksudnya partai) apa bu?

PENGUMUMAN : KALAU ANAK BERTANYA SALAH, JANGAN DIJAWAB SECARA SALAH PULA. KARENA MEMORI ANAK AKAN MEREKAM HAL PERTAMA YANG DIA DENGAR... (sumber : yang dapat dipercaya)

Ara hafal partai, semata-mata karena dia tertarik dengan warnanya. Ketika tiba-tiba terluncur dari mulut dia bahwa pak SBE dari pantai Demokrat warna BIRU, bahasa ingglisnya BLUE, itu sama sekali tidak ada intervensi saya. Dia hafal warna-warna partai seperti dia juga hafal kalau BUKA EMPAK MAKA itu Tlans Tuju, Lepoltase itu Tlans TV jam lima sole, KID ANDI itu Metlo TV, Jols itu ANTEVE, Telmehekmehek itu film malah malah, ibu cantik kalau lambutnya kayak mbak Luna Maya di LCTI Oke.

Sumpah mampus lagi.... saya tidak pernah mantheng didepan TV. Saya lebih suka menghabiskan waktu yang amat sangat sedikit tersisa, untuk membuat kalung, atau membaca buku tebal-tebal hasil meminjam (jadi harus ngebut bacanya....). Catt. : Memasak bukan hobi saya, tapi pekerjaan....

Tapi memang Ara suka dengan visual, seperti layaknya anak-anak. Dan dia bisa nyetel TV sendiri. Dia tidak pernah tertarik dengan acaranya, tetapi pada detail gambarnya. Seperti ketika dia bisa melihat gambar Teh Botol Sosro di ujung spanduk Warung Bakso yang terlintas ketika kami dalam perjalanan luar kota (dengan kecepatan rata-rata 70 km per jam)

Setiap setengah tujuh pagi, ritual saya yang lain adalah ngeteh dengan harian Kompas di tangan. Ara tidak pernah tertarik dengan huruf, dia lebih tertarik dengan angka. Tapi dia suka menghafal kata. Bagi dia kata adalah gambar. Tapi lagi-lagi saya tidak tertarik untuk mengajar anak dengan Kartu Baca, karena saya terlanjur membaca buku ”Einstein Never Used Flash Cards”....

Ibu-ibu, bapak-bapak, para pembaca semua....
Jadi mohon maaf kalau ketika saya bercerita tentang dia, terkesan seperti saya melanggar hak-hak dia untuk menjadi kanak-kanak. Sejujur-jujurnya, saya terkadang terdesak dan bingung menemukan jawaban yang tepat dan bijak untuk pertanyaan-pertanyaannya. Seperti juga ibu-ibu yang lain....

Mungkin kesan yang diterima Ara tentang partai dan warna-warnanya juga dipengaruhi kejadian-kejadian ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seluk Beluk Kesulitan Belajar Pada Anak

Si Rani dan SI Momo

Hutan Kubangkakung -Kedung Kawung