Anything About Soft Drink (3)
cooldesak - Gemar menikmati minuman soft drink? Sebaiknya saat ini Anda harus mulai berhati-hati, lantaran minuman yang satu ini membuat Anda alami gangguan mental, seperti hiperaktif dan perasaan tertekan. Koq bisa?
Berdasarkan riset yang dilakukan kurang lebih 5.000 remaja di Oslo, Norwegia, yang rata-rata berusia 15-16 ini mengkaitkan adanya hubungan langsung antara kegemaran menengak soft drink, hiperaktif, gangguan perilaku serta mental.
Indikasi yang disebabkan pada kebiasaan mengkonsumsi soft drink bergula dalam per harinya itu dilakukan Dr. Lars Lien dan rekan-rekannya di Universitas Oslo, bahwa rata-rata dari mereka yang tidak terbiasa dengan sarapan dan makan siang, malah justru lebih sering konsumsi soft drink.
Seperti yang dituliskan dalam American Journal of Public Health, yang dilansir Reuters, bahwa adanya hubungan yang kuat antara mengkonsumsi soft drink dengan gangguan kesehatan mental yang terjadi di kalangan murid kelas 10. Dan diketahui rata-rata mereka menghabiskan sekitar satu dan enam minuman soft drink dalam per minggunya. Yang jika dikaitkan dengan penyesuaian sosial, gangguan perilaku dan berhubungan dengan makanan, sangatlah penting.
Keadaan ini jelas memprihatinkan jika harus dibandingkan bagi murid yang tidak mengkonsumsi soft drink, mereka sama sekali tidak memiliki gangguan kesehatan yang berarti. Semakin tingginya tingkat seseorang mengkonsumsi soft drink, maka semakin hiperaktif perilaku yang timbul dari mereka. Dan bisa dikatakan mereka yang menghabiskan minuman soft drink enam porsi itu memiliki tingkat tertinggi.
Dan kebiasaan ini didominasi oleh laki-laki, dengan perbandingan 10 persen remaja laki-laki sedangkan 2 persen untuk remaja cewek dalam per harinya.
Hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahan yang terdapat dalam kandungan itu, seperti kafein menjadi penyebab utama gejala-gejala itu bisa terjadi. Namun para peneliti tidak menyebutkan sumber lain seperti gula halus yang terdapat dalam minuman itu, mereka hanya mengatakan kebanyakan remaja berperilaku buruk karena mengkonsumsi soft drink yang mengandung gula. Padahal diketahui, anjuran untuk mengkonsumsi gula per harinya di Norwegia adalah 10 persen dari total perhari dari gula yang dihasilkan.
Sementara Lars Lien dan rekan mencari solusi untuk mengurangi kegiatan konsumsi soft drink bagi kalangan anak remaja, salah satunya dengan menghilangkan mesin minuman ringan yang terdapat di sekolah-sekolah dan tempat umum. (ros/nda/foto:ist)
Berdasarkan riset yang dilakukan kurang lebih 5.000 remaja di Oslo, Norwegia, yang rata-rata berusia 15-16 ini mengkaitkan adanya hubungan langsung antara kegemaran menengak soft drink, hiperaktif, gangguan perilaku serta mental.
Indikasi yang disebabkan pada kebiasaan mengkonsumsi soft drink bergula dalam per harinya itu dilakukan Dr. Lars Lien dan rekan-rekannya di Universitas Oslo, bahwa rata-rata dari mereka yang tidak terbiasa dengan sarapan dan makan siang, malah justru lebih sering konsumsi soft drink.
Seperti yang dituliskan dalam American Journal of Public Health, yang dilansir Reuters, bahwa adanya hubungan yang kuat antara mengkonsumsi soft drink dengan gangguan kesehatan mental yang terjadi di kalangan murid kelas 10. Dan diketahui rata-rata mereka menghabiskan sekitar satu dan enam minuman soft drink dalam per minggunya. Yang jika dikaitkan dengan penyesuaian sosial, gangguan perilaku dan berhubungan dengan makanan, sangatlah penting.
Keadaan ini jelas memprihatinkan jika harus dibandingkan bagi murid yang tidak mengkonsumsi soft drink, mereka sama sekali tidak memiliki gangguan kesehatan yang berarti. Semakin tingginya tingkat seseorang mengkonsumsi soft drink, maka semakin hiperaktif perilaku yang timbul dari mereka. Dan bisa dikatakan mereka yang menghabiskan minuman soft drink enam porsi itu memiliki tingkat tertinggi.
Dan kebiasaan ini didominasi oleh laki-laki, dengan perbandingan 10 persen remaja laki-laki sedangkan 2 persen untuk remaja cewek dalam per harinya.
Hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahan yang terdapat dalam kandungan itu, seperti kafein menjadi penyebab utama gejala-gejala itu bisa terjadi. Namun para peneliti tidak menyebutkan sumber lain seperti gula halus yang terdapat dalam minuman itu, mereka hanya mengatakan kebanyakan remaja berperilaku buruk karena mengkonsumsi soft drink yang mengandung gula. Padahal diketahui, anjuran untuk mengkonsumsi gula per harinya di Norwegia adalah 10 persen dari total perhari dari gula yang dihasilkan.
Sementara Lars Lien dan rekan mencari solusi untuk mengurangi kegiatan konsumsi soft drink bagi kalangan anak remaja, salah satunya dengan menghilangkan mesin minuman ringan yang terdapat di sekolah-sekolah dan tempat umum. (ros/nda/foto:ist)
Komentar